Kekhawatiran Raja Suddhodana terhadap apa yang
dikatakan oleh Petapa Asita dan terhadap ramalan Brahmana Kondanna mengenai
Pangeran Siddhattha, berusaha membuat putranya tersebut merasa nyaman dan
bahagia. Segala hal-hal yang buruk dijauhkan dari diri putranya termasuk
hal-hal mengenai sakit, tua, mati, dan petapa. Selain itu raja juga membangun
tiga buah istana untuk putranya pada setiap musimnya, yaitu Istana Ramma untuk
musim dingin, Istana Suramma untuk musim panas, Istana Subha untuk musim hujan.
Pada saat itu tahun 547 S.E.U (607 S.E.U) atau tahun
64 S.E.B, Pangeran Siddhattha berusia enam belas tahun, Ia tumbuh sebagai
seorang pria muda yang tampan dan perkasa. Dan perangai-Nya yang suka merenung
serta welas asih-Nya yang tanpa batas semakin jelas. Hal ini sangat membuat
raja khawatir dan memanggil para penasihat istana untuk menemukan jawaban agar
sang pangeran tetap mewarisi singgahsananya daripada menjadi seorang Buddha.
Dan akhirnya diputuskan untuk mencari gadis tercantik dan menikahkannya dengan
pangeran. Kemudian Raja Suddhodana memerintahkan untuk mengirim berita kepada
delapan puluh ribu kerabat Sakya-nya dan meminta mereka untuk memperkenankan
putri-putri mereka untuk datang ke istana agar pangeran dapat memilih salah
satunya sebagai isteri.
Berita pemilihan isteri tersebut ditanggapi negatif
oleh para pangeran Sakya yang beranggapan bahwa Pangeran Siddhattha tidak
memiliki kemampuan sebagai seorang ksatria dan seorang pengecut yang tidak
memiliki kemampuan seni bela diri dan seni berburu untuk melindungi dan mencari
nafkah keluarganya kelak. Menanggapi hal ini Raja Suddhodana merasa sangat
tersinggung dan menemui putranya serta menceritakan permasalahannya. Pangeran
lalu berkata bahwa Ia akan mempertunjukkan kemahiran-Nya dalam pertandingan
apapun, termasuk panahan dihadapan semua pangeran dan putri Sakya.
Dalam pertandingan, Pangeran Siddhattha akhirnya
dapat mengalahkan semua lawannya dalam segala pertandingan. Dengan ini para
pangeran dan putri Sakya akhirnya bergembira mengetahui hasilnya, sekaligus
merasa tegang siapa yang akan dipilih pangeran untuk menjadi isteri-Nya.
Akhirnya pilihan Pangeran Siddhattha jatuh pada Putri Yasodhara, sepupu-Nya
yang cantik, putri dari Raja Suppabuddha dari kerajaan Koliya dan Ratu Amita,
saudara perempuan Raja Suddhodana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke pariyattidhamma.blogspot