Senin, 30 Juli 2018

Ketrampilan


👉 Berlatih untuk menjadi trampil bukan berati tranpil itu bakat, melainkan berlatih merupakan proses dari membuat bakat trampil;  kendati orang berbakat, jika tidak ada proses untuk berlatih, tidak akan menjadi trampil.
👉 Jika orang telah menjadi trampil dalam bidangnya, ketrampilan selain akan membantu bagi mereka yang trampil; juga bermanfaat bagi orang lain, maupun bermanfaat pada lingkungannya dimana mereka berada.
👉 Tekun dalam berlatih dengan kemauan yang kuat adalah sebab dari trampil, sebaiknya jangan berpikir saya tidak punya bakat trampil, tetapi saya akan membuat bakat trampil, dengan giat untuk berlatih.
👉 Trampil itu bukan bakat, trampil juga bukan karena keturunan, trampil adalah proses dari kemauan untuk berlatih, siapapun bisa trampil dalam bidangnya.
✍ (B.Saddhaviro)

Mengelola Masalah


👉 Tidak semua orang mengetahui bahwa hidup itu satu paket dengan masalahnya, karena tidak mengetahui, maka berharap jika perlu berdoa, agar hidupnya tanpa masalah.
👉 Semakin orang tidak mau menerima masalah sebagai konsekwensi hidup, justru masalah akan semakin berkembang, seperti seseorang sewaktu bercermin terlihat mukanya bertambah tua; Ia tidak mau menerima ketuaan dan marah, dicermin mukanya terlihat semakin tua juga jelek, akibat dari kemarahannya.
👉 Mengetahui masalah adalah satu paket dengan hidup, berusaha untuk menerima sebagai upaya mengelola masalah dalam menjani hidup; maka masalah akan membuat orang menjadi tabah, kreatif, solutif atau kaya untuk mengatasi segala masah, tanpa membuat masalah.
👉 Mengelola masalah karena orang sadar bawah hidup satu paket dengan masalah, ciri dari orang yang bisa mengelola masalah, Ia hanya sebagai obyek tanpa menjadi subyek masalah;  bisa hidup bahagia dengan masalah, karena mau menerima masalah, sehingga tidak bermasalah dengan masalah.
✍ (B.Saddhaviro)

Jauh Tapi Dekat


👉 Ungkapan jauh tetapi dekat itu sering kita dengar, bahkan bisa jadi kita juga menggunakan ungkapan tersebut. Dari ungkapan jauh tapi dekat di atas, tentu ada arti maupun makna, yang terkandung pada ungkapan, yang patut untuk ditemukan.
👉 Ketika sifat luhur berupa kasih sayang itu dilatih serta tumbuh berkembang, sehingga saling menyayangi diantara sesema manusia khususnyan; kendati tinggal ditempat yang berbeda maupun berjauhan, namun terasa sangat saling berdekatan, bisa berkomunikasi dengan baik dan mudah untuk berbagi.
👉 Kasih sayang adalah sifat luhur sangat patut untuk dilatih guna dikembangkan, selain fungsinya sebagai pendekat jarak dari batin atau jiwa yang berjauhan, juga penyejuk batin yang digoreng oleh sifat rendah, berupa iri hati dan benci.
👉 Kendati eksistensi berjauhan, jika sifat luhur kasih sayang tumbuh berkembang; jauh bisa menjadi dekat, ketika sudah dekat tidak menjadi melekat, merupakan makna dari kasih sayang.
✍ (B.Saddhaviro)

Kebodohan Batin


👉 Ketika orang tahu bahwa kesel maupun marah itu tidak baik, tetapi masih saja kesel serta marah jika ada persoalan, adalah wujud dari kebodohan batin.
👉 Banyak orang tahu akan kebenaran serta jalan yang benar, tetapi tetap saja masih menjalani hidup dijalan yang salah. Begitu hebatnya kekuatan dari kebodohan batin, memperdaya orang yang tahu kebenaran tetapi tetap tidak mampu, berbuat yang benar.
👉 Jika tidak milik dan bagiannya (karma) tidak akan datang pada dirinya, kendati sudah tahu memang begitu hukumnya; orang berusaha tidak mau menerima, khususnya yang tidak diharapkan. Ketika orang tidak mau menerima sebagai fakta, itu manifestasi dari kebohan batin.
👉 Tahu tetapi tidak mau tahu, tidak bisa namun merasa bisa; mengerti tidak baik serta tanpa manfaat, tetapi terus dilakukan, adalah ciri dari kebodohan batin.
✍ (B Saddhaviro)

Pasti Baik


👉 Berbuat baik pasti akibatnya baik, yang tidak pasti adalah penilaian dari orang, karena ketika berbuat baik, bisa dinilai jelek.
👉 Orang baik pasti dari perbuatannya yang baik, tidak mungkin menjadi baik, tanpa melakukan berbuat baik, karena hanya melalui perbuatan baik, yang pasti bisa baik.
👉 Yang pasti baik adalah perbuatan baik, tidak ada yang lebih baik dari perbuatan baik; mengoleksi benda berharga memang baik, tetapi jika orang sampai lupa berbuat baik, tidak akan memiliki yang  paling terbaik.
👉 Memastikan hidup untuk berbuat baik, kendati hidup tidak ada yang pasti; begitu bisa memastikan  hidup untuk berbuat baik, pasti hidupnya lebih baik.
✍ (B.Saddhaviro)

Mengenali Sifat


👉 Orang bersifat masa bodoh, ketika dibantu  maupun diganggu orang lain, tidak bereaksi apapun; tidak mau tahu dengan orang lain, karena berpikirnya itu bukan urusannya.
👉 Orang bersifat reaktif, ketika orang lain baik pada dirinya, Ia pun membalas dengan kebaikan; namun jika Ia diganggu, akan ganti membalas untuk mengganggu.
👉 Orang bersifat positif, kendati diganggu, tidak membalas mengganggu; apa lagi jika dibantu, Ia akan semakin banyak untuk membantunya.
👉 Sifat bukan harga mati, apa lagi berasumsi bahwa sifat itu tidak bisa diubah sampai mati. Sifat akan terbentuk dari kebiasaan, tidak masa bodoh dan reaktif, tetapi untuk membiasakan hidup berpikir positif, maka akan terbentuk sifat positif
✍ (B.Saddhaviro)

Sifat Buruk


👉 Mudah untuk disadari, tetapi tidak mudah untuk dilenyapkan, adalah sifat buruk dari keserakahan. Sudah tahu bahwa dirinya serakah, tetapi kesulitan untuk mengatasi keserakahan yang telah disadari, dan tetap hidup dengan serakah.
👉 Lain lagi dengan sifat buruk dari kebencian, tidak mudah untuk disadari, tetapi kebencian mudah dilenyapkan. Ketika orang memiliki kepentingan sama, maka kencian dari kedua orang atau kedua pihak akan lenyap.
👉 Yang tidak mudah untuk disadari maupun dilenyapkan adalah, sifat buruk dari kebodohan batin; karena kebohohan batin merupakan akar dari keserakahan, juga akar dari kebencian.
👉 Sifat buruk dari keburukan adalah, ketika orang tidak ada upaya menyadari dan untuk melenyapkan kebodohan batin, keserakahan, maupun kebencian. Hanya karena kesulitan, lalu menyerah pada kesulitan, itulah ciri dari buruknya sifat buruk.
✍ (B.Saddhaviro)

Bercermin


👉 Orang dengan mudah menemukan cermin, karena cermin merupakan kebutuhan untuk bercermin; ketika orang bertata diri, agar bisa mempunyai penampilan lebih baik dan percaya diri.
👉 Cermin selain sarana untuk bertata agar lebih percaya diri, juga mengandung pelajaran bercermin diri, supaya bisa mawas diri, sehingga bisa tahu diri, menempatkan diri dan bisa bawa diri.
👉 Cermin juga bisa menyadarkan orang akan apa yang diterima, sebenarnya adalah milik atau akibat dari perbuatannya sendiri; seperti orang suwaktu bercermin, gambar yang terlihat adalah dirinya sendiri.
👉 Belajar dari cermin ketika bertata, cermin juga sebagai sarana untuk mawas diri, dan bercermin bisa menyadarkan diri apa yang dilakukan, pasti kembali pada dirinya sendiri; sehingga orang tidak melakukan keburukan, hanya berbuat kebaikan.
✍ (B Saddhaviro)

Kerja Kebaikan


👉 Sama orangnya, tetapi belum tentu sama pemikirannya; dan kendati sama memikirnya, belum tentu sama yang dipikirkannya. Begitu seninya orang hidup, sama yang tidak sama, kendati tidak sama, tetapi sama.
👉 Ada orang hidup dalam komunitas sama-sama kerja untuk bersama, sehingga kebersamaan itu memberi kekuatan serta kemanfaatan yang sangat besar; tidak hanya terlihat sama, tetapi tidak bekerja sama.
👉 Ada orang hidup dalam komunitas, terlihat tidak bersama, tetapi bisa kerja sama; kendati yang dikerjakan tidak sama, karena yang penting sama kerjanya, demi manfaat bersama.
👉 Orang bisa kerja sama, atau sama-sama bekerja, yang terpenting mengerjakan kebaikan; karena kesamaan dalam kebersamaan itu pada kebaikan, kendati tidak sama cara serta kerjanya, jika sama bekerja untuk kebaikan, itulah kesamaannya.
✍ (B.Saddhaviro)

Hukumnya


👉 Berbuat sebaik apa pun dimata orang yang tidak suka, tetap terlihat tidak baik; demikian sifat serta hukumnya dari orang yang tidak suka, tidak bisa melihat kebaikan sebagai kebaikan.
👉 Kendati tidak berbuat baik, dimata orang yang menyukainya, akan terlihat baik; begitu sifat serta hukumnya orang yang menyukainya, belum berbuat baik terlihat baik.
👉 Demikian pula pada umumnya serta hukumnya dalam masyarakat, kendati sudah banyak melakukan perbuatan baik; karena kelengahan sehingga orang melakukan perbuatan buruk walaupun kecil, semua kebaikannya terlupakan, hanya keburukannya yang diingat.
👉 Biarlah orang menila sesuai dengan penilaiannya, serta menurut pada umum karena itulah hukmnya. Namun kebaikan tetap kebaikan, tidak bisa menjadi jelek karena dinilai jelek. Begitu pula keburukan tetap keburukan, tidak bisa menjadi baik kendati dinilai baik. Inilah hukum kebenaran, untuk pedoman dan bersikap, dari penilaian orang.
✍ (B.Saddhaviro)

Terima Kasih


👉 Kata terima kasih bukan hanya sering mendengar dari ucapan orang lain, tetapi bisa jadi diri sendiri menggunakan kata terima kasih itu. Kendati sama diucapkan dan menggunakan kata yang sama, tetapi memiliki makna serta arti berbeda, sebab tempat penggunaannya kata terima kasih berbeda.
👉 Orang mengucapkan terima kasih karena dapat bantuan, sehingga kesulitannya berkurang bahkan hilang; oleh sebab itulah yang menjadi alasannya untuk berterima kasih adalah bantuannya. Terima kasih jenis ini biasa dan paling terbanyak.
👉 Orang mengucapkan terima kasih bukan karena dibantu, justru malah membantu dan saat selesai bisa membantu itu malah berterima kasih, kepada orang yang dibantunya, karena telah memberi kesempatan untuk berbut baik. Jenis terima kasih seperti ini tidak banyak, karena berpikir logika berbalik dengan di atas.
👉 Orang mengucapkan terima kasih bukan karena dapat bantuan maupun telah membantu, melainkan pada saat dirinya dihina untuk direndahkan; dengan berpikir melalui penghinaannya karma buruknya berkurang, maka Ia berterima kasih kepada orang yang menggina untuk merendahkan dirinya. Ucapan terima kasih jenis ini, amat sangat sedikit.
✍ (B.Saddhaviro)

Menjadi Terhormat


👉 Tergantung pada bibit yang ditanam, demikian buah yang akan dipanen; begitu pula dalam hidup ini, apa yang datang pada dirinya, itu tidak lain selain miliknya. Jika minta dihormati orang, hendaknya menghormati orang.
👉 Laku hormat, adalah sebab atau langkah awal, dari suatu penghornatan; memulai dengan  laku hormat kepada siapa saja, apa lagi kepada orang tua yang patut dihormati, karena telah berjasa, khususnya bagi anak atau anak muda, inilah perlunya dari laku hormat.
👉 Untuk menghormat, adalah suatu pedoman orang menghormat. Ketika orang laku hormat hanya untuk menghormat, berarti melakukan berdasarkan pengertian, dan diwujudkan dengan ketulusan, sesuai pada proses kebenaran yang benar Ia lakukan.
👉 Sebab terhormat, seolah kalimat awal, padahal sebab itu yang amat penting dari sebuah akibat; tidak akan terjadi akibatnya, jika tidak ada sebabnya. Sebab terhormat kata kunci dan yang menjadikan terhormat bagi siapapun orang terhormat.
👉 Merenungkan kalimat LAKU HORMAT, UNTUK MENGHORMAT, SEBAB TERHORMAT, sangat penting; karena mengandung nilai moral ajakan berbuat baik, nilai kebenaran tentang hukum sebab akibat, dan agar hidup sampai tujuan menjadi orang baik.
✍ (B Saddhaviro)

Cinta dan Benci


👉 Sangat mudah untuk dimengerti bahwa cinta adalah berbeda dengan benci, bahkan cinta dan benci itu berlawanan; karena cinta adalah hal positif, sedangkan benci adalah negatif. Tetapi cinta maupun benci ada kesamaannya, tidak obyektif jika digunakan untuk menilai.
👉 Ketika orang terlalu cinta pada seseorang, tidak mengetahui kekurangan orang yang dicintainya; bergitu pula bagi orang yang sangat benci, tidak terlihat kebaikan dari orang yang dibenci. Cinta berbeda dengan benci, namun keduanya memiliki sama tidak obyektif untuk memilai.
👉 Ketika orang telah mengembang kebijaksanaan cinta tidak menjadi subyektif untuk menilai, cinta tidak akan membuta, melainkan bisa melihat sebagai mana adanya. Demikian pula kebijaksanaan berperan untuk mengikis kebencian, yang bersifat subyektifitas.
👉 Sifat luhur dari bijaksana patut untuk dilatih serta dimiliki setiap orang, karena keluhurannya membuat cinta menjadi bijaksana, dan kebencipun bisa terkikis oleh mulianya sifat bijaksana. Negatif bisa menjadi positif, dan positif tidak berubah negatif; jika nenilai kepada siapa mau apa, menjadi obyektif, itulah kebijaksanaan.
✍ (B.Saddhaviro)

Aksi dan Reaksi


👉 Ketika ada aksi negatif dari orang lain, jika dibalas dengan reaksi negatif, apa pun yang menjadi alasannya; reaksi negatif tetap negatif, karena tidak bisa mengendalikan aksi negatif.
👉 Ketika ada aksi negatif dari orang lain, jika dibalas dengan reaksi positif, kendati tanpa alasan apapun; reaksi positif tetap positif, karena tidak terpancing oleh aksi negatif.
👉 Ketika ada aksi positif dari orang lain, jika dibalas dengan reaksi negatif, beralasan maupun tanpa alasan; aksi positif dari orang lain tetap positif, karena aksi positif tidak terpengaruh oleh reaksi negatif.
👉 Ketika ada aksi positif dari orang lain, jika dibalas dengan reaksi positif, maka inilah terbaik diantara aksi dan reaksi;  karena aksi positif mendapat reaksi positif, adalah wujud dari orang yang berpikir positif.
👉 Kapan pun bisa terjadi aksi negatif maupun positif dari orang lain, yang terpenting adalah reaksinya untuk meresponnya; jika orang tetap reaksi positif, maka yang negatif tidak semakin negatif.
✍ (B.Saddhaviro)

Menang dan Kalah


Hidup tidak seperti suatu permainan sepak bola, yang bisa dibuat untuk bertaruhan, ada pemenangnya juga ada yang kalah. Melainkan hidup itu bagaikan perjalanan, punya tujuan untuk dicapainya.
👉 Tujuan dari hidup adalah kebahagiaan, setelah orang bisa memahami sebab penderitaan adalah keinginan, dan mampun mengikis sampai padamnya keserakahan, kebencian, serta kebodohan batin; jika hidup bagaikan perjalanan, maka tercapainya kebahagiaan merupakan akhir dari perjalanan.
👉 Kalah dan menang tidak perlu terjadi dalam menjalani hidup guna mencapai tujuannya, karena kebahagiaan bukan milik orang lain maupun berada di tempat tertentu; tetapi masing-masing ada pada diri sendiri tiap orang, untuk dicapainya melalui diperjuangkan.
👉 Tidak menjadikan hidup seperti permainan, apa lagi hidup dibuat untuk bertaruhan yang beresiko bisa menang dan kalah; namun berusaha menggunakan hidup tidak berbuat jahat, senantiasa berbuat baik, dan memurnikan batin sebagai jalan mencapai tujuan.
✍ (B.Saddhaviro)

Sifat Orang


👉 Ada orang tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, kendati itu orang paling dekat pada dirinya; hanya pendapat serta pemikirannya sendiri yang dijadikan pedoman hidupnya, tanpa mau tahu apa kata dan penilaian orang lain terhadap dirinya.  Prisipnya anjing meng-gong-gong kapila tetap berlalu.
👉 Ada orang selalu mendengarkan pendapat bahkan mencari pendapat terlebih dulu dari orang lain, sebelum mengambil keputusan untuk dijadikan pedoman; utamanya orang-orang  dekatnya musti didengar pendapat serta pemikirannya, maka  sering kali mengambil keputusan agak lama bahkan berubah-ubah. Orang jenis ini, sepertinya tidak punya prinsip, dan hidupnya mudah terpengaruh oleh orang lain.
👉 Ada orang tidak kukuh pada pendapatnya sendiri maupun tidak tergantung pada pendapat orang lain, melainkan berpedoman dengan manfaat dari kebaikan dan kebenaran. Jika itu bermanfaat karena hal baik juga sesuai dengar kebenaran, dari manapun asalnya tidak masalah. Biarlah dinilai jelek, dan disalahkan, kebaikan dan kebenaran yang menjadi pedomannya.
👉 Pendapat diri sendiri bisa baik juga bisa benar, pendapat dari orang lain juga demikian, bisa baik dan benar. Akan tetapi berpedoman pada dhamma pasti baik dan benar, karena dhamma disini berarti kebaikan sekaligus kebenaran.
✍ (B Saddhaviro)

Idealnya Hidup


👉 Hidup sekadarnya bisa hidup, karena tidak tahu apa hidup itu, bagaimana caranya mencari kebutuhan hidup, dan tidak tahu tujuan hidup. Jenis orang hidup seperti ini, adalah yang belum maksimal.
👉 Hidup berkecukup kebutuhan hidup, tidak hanya sekadarnya hidup. Tetapi tahu caranya untuk mencari kebutuhan hidup, sampai kecukupan bahkan terjamin kesejahteraan hidup; namun belum tahu apa tujuan hidup, dan bagaimana caranya untuk sampai tujuan. Jenis orang hidup ini, sudah maksimal dalam menjalani hidup dengan memenuhi kebutuhan hidup.
👉 Idealnya orang hidup jika tidak sekadar hidup tapi bisa memahami hidup, kecukupan akan kebutuhan hidup, juga  tahu tujuan hidup, dan bisa mencapai tujuan hidup. Jenis orang hidup ini, merupakan idaman semua orang hidup.
👉 Tujuan hidup terbebas dari penderitaan dengan bisa hidup bahagia. Karena terus melatih berbuat baik untuk menjadi baik, dan mengerti kebenaran hidup dengan benar, adalah idealnya orang hidup, sehingga menjadi bermanfaat akan eksistensinya hidup.
✍ (B.Saddhaviro)

Konsep Tanpa Aku


👉 Bukan aku dan bukan milikku, kendati datang padaku; ia pasti akan berlalu meninggalkanku, karena ia datang untuk berlalu, ia bukan aku tapi paduan unsur.
👉 Konsep tanpa aku dan tanpa milikku, merupakan konsep pembebasan dari pandangan keliru tentang aku; yang mengaku aku sebagai milikku, merupakan sebab dari penderiaan.
👉 Bisa berpikirnya  salah, berucap serta berbuat salah, jika pandangannya salah; namun semua tidak ada yang salah, ketika orang memiliki pandangan benar, bahwa tidak ada aku yang sebenarnya, karena yang sebenarnya bukan aku dan bukan memilikku, hanyalah paduan unsur saling bergantungan.
👉 Bukan aku dan milikku, semuanya hanya paduan unsur, terus berubah serta tidak memuaskan, maka tiada aku maupun milikmu, aku adalah konsep dari pandangan keliru, sehinga tidak memahami sebagai mana adanya paduan unsur, yang sebenarnya tidak adanya aku.
✍ (B.Saddhaviro)

Perlunya Rajin


👉 Rajin itu perlu dilatih, jika orang tidak melatihnya, maka sifat baik berupa rajin tidak akan berkembang, menjadi karakter baik, bagaikan biji-bijian tidak bisa tumbuh, kalau tidak ditanam.
👉 Sifat baik dari orang yang rajin adalah, jika hidup belum punya akan menjadi punya; ketika sudah punya dengan hidup kecukupan, orang yang rajin bisa menjaga dan mengembangkannya, sampai puncak kesuksesannya.
👉 Orang yang rajin bergaul, akan punya teman. Orang yang rajin belajar, akan memiliki pengetahuan. Orang yang rajin bekerja, akan punya penghasilan. Dan orang yang rajin berlatih banyak hal, akan punya ketrampilan serta pengalaman hidup sangat berharga. Inilah kerjanya hukum kebenaran sebab akibat.
👉 Orang rajin bukan disebabkan oleh tanggal lahir maupun keturunan tertentu, rajin bersumbernya dari kemauan orang yang kuat untuk berbuat manfaat; orang rajin adalah orang yang telah memahami hidup serta nilai kehidupan, guna mencapai tujuan hidup, dengan berbuat yang manfaat.
👉 Berteman dengan orang rajin itu perlu, belajar serta berlatih untuk rajin itu lebih perlu; berlatih guna membentuk karakter agar menjadi orang rajin jauh lebih perlu, dan setelah rajin bisa hidup bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, inilah perlunya rajin.
✍ (B.Saddhaviro)

Keinginan


👉 Jangan berlatih meditasi dengan keinginan, tetapi berlatih dengan kesadaran; keingin adalah perintang ketika orang berlatih meditasi, karena  keinginan pikiran tidak tenang dan malah tegang.
👉 Keinginan untuk tenang ketika orang berlatih meditasi, justru pikiran sulit menjadi tenang, karena keinginan merupakan energi pikiran berkelana tanpa ada habisnya.
👉 Keingin akan membuat ketegangan ketika orang berlatih meditasi, dan ketegangan sebagai perintang dalam berlatih meditasi; maka tidak dianjurkan berlatih meditasi dengang keinginan, melainkan dengan kesadaran.
👉 Tanggalkan segala keinginan ketika berlatih meditasi, termasuk keinginan untuk tenang atau konsentrasi; agar bisa berlatih dengan rileks,  berusaha dengan sadar untuk mengonsentrasikan pikiran tanpa keinginan, pikiran mudah dilatih menjadi tenang.
✍ (B.Saddhaviro)