Vaya dhamma sankhara, appamadetha sampadetha’ti
Semua yang berkondisi tidak kekal adanya maka
berjuanglah dengan sunguh-sungguh.
Menurut
pandangan umum ada beberapa pandanngan yang disebut padangan fatalisme, yaitu:
1. Pandanga bahwa baik/buruk, senang/susah, kaya/miskin, sempurna/cacat dsb
semua itu sudah ini ada yang mengatur (the grand scanario) yaitu Tuhan (makhluk
agung, dsb).
2. Pandangan segala sesuatu yang kita alami itu terjadi sebagai suatu
kebetulan saja, karena baik/buruk, senang/susah, kaya/miskin, sempurna/cacat
dan penderitaan itu terjadi begitu saja/ tidak ada sebabnya.
3. Pandangan lain melihat bahwa baik/buruk, senang/susah, kaya/miskin,
sempurna/cacat dan penderitaan terjadi hanya disebabkan oleh karma lampau saja
sehingga karma yang sekarang tidak berpengaruh apa-apa.
Yang menjadi
akar dari penderitaan/dukkha adalah: ’Keinginan’, mengapa keinginan disebut
sebagai akar dari dukkha! Karena semakin banyak keinginan penderitaan semakin
banyak tetapi sebaliknya semakin sedikit keinginan maka penderitaan semakin
berkurang. Jadi seperti tiga pandangan di atas adalah tidak benar adanya.
Alasanya berdasarkan pengetahuan pertama Sang Buddha sesaat sbelum mencapai
penerangan..... kemudian diperkuat dengan pengetahuan yang kedua.....
Maka dari itu
ada dua istilah, yaitu:
1. Kebutuhan primer seperti makanan, sandang, tempat tinggal, kesehatan,
pendidikan dll. Keinginan seperti mobil, motor, televisi, Hp, hiburan dll.
2. Kemudian ada pengertian bahwa keinginan harus disaring/dipilih/ditapis;
kalau tida diaring dengan benar maka akan menjadi gejala sakit mental. Jadi
tanda-tandanya kalau penyakit mental sudah meyerang adalah:
·
Kalau bukan kelompoku adalah
musuhku
·
setuju/tidak, menang/kalah,
untung/rugi, berhasil/gagal dsb.
·
Kekerasan/anarkis, merusak, mejarah dsb yang
menjadi penyaki masyarakat.
Menurut
pandangan Dhamma yang menjadi akar dari dukkha/penderitaan adalah:
·
Pandangan umum melihat bahwa
karena masyarakat sekarang ini terlalu banyak dosanya sehingga Tuhan memberi
hukuman yang setimpal.
·
Pandangan cuek ah! Karena
penderitaan itu terjadi begitu saja/ tidak ada sebabnya.
·
Pandangan lain melihat bahwa sebab
penderitaan disebabkan karena terlalu banyak keinginan.
Ciri-ciri mental
yang sehat adalah dapat menyaring setiap keinginan yang muncul. Sedangkan
perilaku yang tidak sehat akan memunculkan lima keprihatinan, yaitu:
1. Penyakit mental seperti stress, depresi dll.
2. Akan mencari kambing hitam sebagai pelampiasannya.
3. Korupsi (KKN) dll
4. Memunculkan budaya kekerasan/anarkis
5. Rusaknya lingkungan/alam
Bagaimana
memperbaiki penyakit mental supaya tidak menimbulkan penderitaan!
v
Dengan memperbaiki diri sendiri
(apakah diriku menjadi ebih baik hari ini!) inilah tindakan yang lebih
reel/nyata sebagai usaha & tanggung-jawab moral.
v
Mampu menyaring semua keinginan,
lalu Bagaimana caranya? Yaitu dengan Sampajannya (meliaht banyak faktor)
1. Seperti kasus pada keinginan baik/buruk, bermanfaat/tidak, benar/salah
dsb.
2. Sesuai dengan kemampuan masing-masing dsb.
Menurut Dhamma
dijelaskan bahwa orang yang mempunyai sikap mental yang sehat, mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
·
Tidak menghujat & tidak
menyakiti,
·
Tidak mencari kambing hitam,
·
Terkendali dalam tata susila,
·
Tahu ukuran dalam hal makan &
sederhana hidupnya,
·
Hidup ditempat yang tenang/sunyi,
dan
·
Berusaha mengembangkan pikiran
yang luhur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke pariyattidhamma.blogspot